borjois

WELCOME TO MY BLOG

Ketik yg Anda Cari

Powered By Blogger

21/11/10

dynamic routing, static routing, RIP, EGP, OSPF!

1.       Cari perbedaan dynamic dan static routing!
2.       Cari mengenai RIP, EGP, OSPF!
Jawaban:
1.
No.
Static Routing
Dynamic Routing
1.  
Merupakan mekanisme           routing       yang
Merupakan mekanisme routing di mana

tergantung dengan routing table dengan
pertukaran routing table antar router yang

konfigurasi manual.
ada         pada      jaringan       dilakukan       secara
dynamic.
2.  
Static      router     meneruskan     paket     dari
Dynamic       router mempelajari sendiri rute

sebuah network            ke network lainnya
yang terbaik yang akan ditempuhnya untuk

berdasarkan rute         yang ditentukan oleh
meneruskan paket dari sebuah network ke

administrator.
network lainnya.
3.  
Rute pada static routing           tidak berubah,
kecuali jika diubah secara manual oleh
Administrator          tidak      menentukan     yang
harus ditempuh oleh paket – paket tersebut.

administrator.
Admin hanya menentukan bagaimana cara router mempelajari paket, dan kemudian router mempelajarinya sendiri. Rute pada dynamic routing berubah, sesuai dengan p e l a j a r a n  y a n g  d I  d a p a t k a n   o l e h   r o u t e r.
4.  
Pada      static     routing,     semua    dilakukan
Dynamic routing protocol             mengkalkulasi

secara manual oleh administrator.
metric yang terdapat pada satu atau lebih jalur secara automatis dengan algoritma yang dimilikinya.

5.  
6.  
Konfigurasi Static routing dibangun dalam network yang hanya mempunyai beberapa gateway dan umumnya tidak lebih dari 2 atau 3.
Static routing memungkinkan untuk jaringan kecil dan stabil (jarang down).
Dibangun labih dari 3 gateway.
Seperti dua sisi mata uang di mana dynamic routing ini memiliki keuntungan dan kerugian.
7.
Tidak digunakan dalam jaringan yang besar, karena membutuhkan effort yang besar untuk mengupdatenya.
Digunakan dalam jaringan yang besar.

2. RIP, BGP, OSPF
RIP (Routing Information Protocol)
Merupakan dynamic routing. RIP (Routing Information Protocol) ini ada dikarenakan RIP merupakan bagian utama dari Protokol Routing IGP (Interior Gateway Protocol) yang berfungsi menangani perutean dalam suatu sistem autonomous pada jaringan TCP/IP. Sistem autonomous adalah suatu sistem jaringan internet yang berada dalam satu kendali administrasi dan teknis.
RIP merupakan protokol routing dinamik yang berbasis distance vector. RIP menggunakan protokol UDP pada port 520 untuk mengirimkan informasi routing antar router. RIP menghitung routing terbaik berdasarkan perhitungan HOP. RIP membutuhkan waktu untuk melakukan converge. RIP membutuhkan power CPU yang rendah dan memory yang kecil daripada protokol yang lainnya. Selain itu RIP adalah:
  1. Merupakan protocol routing yang secara luas di internet
  2. Memanfaatkan broadcast address untuk distribusi informasi routing
  3. Menentukan rute terbaik dengan “hop count” terkecil
  4. Update routing dilakukan secara terus-menerus

Karakteristik RIP:
  1. Text Box:  Menggunakan algoritma distance-vector (Bellman Ford).
  2. Dapat menyebabkan routing loop.
  3. Diameter jaringan terbatas.
  4. Lambat mengetahui perubahan jaringan.
  5. Menggunakan metrik tunggal.

Kelebihan:
  1. Menggunakan metode Triggered Update. RIP memiliki timer untuk mengetahui kapan router harus kembali mrjadi peruemberikan informasi routing. Jika terjadi perubahan pada jaringan, sementara timer belum habis, roter tetap harus mengirimkan informasi routing karena dipicu oleh perubahan tersebut (triggered update).
  2. Mengatur routing menggunakan RIP tidak rumit dan memberikan hasil yang cukup dapat diterima, terlebih jika jarang terjadi kegagalan link jaringan.

Kekurangan dan Keterbatasan:
  1. Jumlah host terbatas.
  2. RIP tidak memiliki informasi tentang subnet setiap rute.
  3. RIP tidak mendukung Variabel Length Subnet Masking (VLSM).
  4. Ketika pertama kali dijalankan hanya mengetahui cara routing ke dirinya sendiri (informasi lokal) dan tidak mengetahui topologi jaringan tempatnya berada.
  5. METRIC: Hop Count, RIP menghitung routing terbaik berdasarkan hop count dimana belum tentu hop count yang rendah menggunakan protokol LAN yang bagus, dan bisa saja RIP memilih jalur jaringan yang lambat.
  6. Hop Count Limit, RIP tidak dapat mengatur hop lebih dari 15. hal ini digunakan untuk mencegah loop pada jaringan.
  7. Classful Routing Only,RIP menggunakan classful routing (/8, /16, /24). RIP tidak dapat mengatur classless routing.

BGP (Border Gateway Protocol)
BGP sebagai inti Internet merupakan protocol routing external/exterior yang mehubungkan AS( Autonomous System) berbeda dari suatu jaringan local ke berbagai jaringan lain atau Internet(jaringan public). Border Gateway Protocol (BGP) adalah sebuah sistem antar autonomous routing protocol. Sistem autonomous adalah sebuah jaringan atau kelompok jaringan di bawah administrasi umum dan dengan kebijakan routing umum. BGP digunakan untuk pertukaran informasi routing untuk Internet dan merupakan protokol yang digunakan antar penyedia layanan Internet (ISP). Pelanggan jaringan, seperti perguruan tinggi dan perusahaan, biasanya menggunakan sebuah Interior Gateway Protocol (IGP) seperti RIP atau OSPF untuk pertukaran informasi routing dalam jaringan mereka. Pelanggan menyambung ke ISP, dan ISP menggunakan BGP untuk bertukar pelanggan dan rute ISP . Ketika BGP digunakan antar Autonom System (AS), protokol ini disebut sebagai External BGP (EBGP). Jika penyedia layanan menggunakan BGP untuk bertukar rute dalam suatu AS, maka protokol disebut sebagai Interior BGP (IBGP).
_Pic27
BGP adalah protokol routing yang sangat kuat dan scalable, seperti yang dibuktikan sesuai dengan kenyataannya bahwa BGP adalah protokol routing yang digunakan di Internet. BGP neighbors melakukan pertukaran penuh terhadap informasi routing ketika koneksi TCP antar neighbors pertama kali dibangun. Ketika perubahan pada tabel routing terdeteksi, maka router BGP mengirim ke neighbors mereka hanya ke rute yang telah berubah. BGP router tidak mengirimkan update routing secara berkala, dan update routing BGP hanya menuju ke optimal path dari jaringan tujuan.

Atribut – atribut BGP antara lain:
Origin
Origin Attribute menunjukkan bagaimana BGP belajar tentang rute tertentu. Origin attribute dapat memiliki salah satu dari tiga kemungkinan nilai:
1.      IGP-Rute yang merupakan interior ke originating AS. Nilai ini mengatur kapan perintah konfigurasi router jaringan digunakan untuk menginject rute ke BGP.
2.      EGP-Rute yang dipelajari melalui Exterior Border Gateway Protocol (EBGP).
3.      Tidak lengkap-Asal dari rute yang tidak diketahui atau dipelajari di beberapa cara lain. Sebuah asal yang tidak lengkap terjadi ketika rute didistribusikan ke BGP.
Origin Attribute digunakan untuk rute seleksi. Atribut BGP yang satu ini merupakan atribut yang termasuk dalam jenis Well known mandatory. Jika sumbernya berasal router BGP dalam jaringan lokal atau menggunakan asnumber yag sama dengan yang sudah ada, maka indicator atribut ini adalah huruf “i” untuk interior. Apabila sumber rute berasal dari luar jaringan lokal, maka tandanya adalah huruf “e” untuk exterior. Sedangkan apabila rute didapat dari hasil redistribusi dari routing protokol lain, maka tandanya adalah “?” yang artinya adalah incomplete.

AS _Path
Atribut ini harus ada pada setiap rute yang dipertukarkan menggunakan BGP. Atribut ini menunjukkan perjalanan paket dari awal hingga berakhir di tempat Anda. Perjalanan paket ini ditunjukkan secara berurut dan ditunjukkan dengan menggunakan nomor-nomor AS. Dengan demikian, akan tampak melalui mana saja sebuah paket data berjalan ke tempat Anda.
Ketika sebuah iklan rute melewati sistem autonom, maka nomor AS akan ditambahkan ke daftar terurut sebagai nomor AS yang iklan rute nya telah dilewati. Gambar 39-5 menunjukkan situasi di mana rute melewati tiga sistem otonom.
AS 1 berasal dari rute 172.16.1.0 dan mengiklankan rute ini kepada AS 2 dan AS 3, dengan atribut AS_path sama dengan (1). AS 3 akan mengiklankan kembali ke AS 1 dengan AS-path atribut (3,1), dan AS 2 akan mengiklankan kembali ke AS 1 dengan AS-path atribut (2,1). AS 1 akan menolak rute ini ketika nomor AS sendiri terdeteksi di rute iklan. Ini adalah mekanisme yang digunakan untuk mendeteksi BGP routing loop. AS 2 dan AS 3 menyebarkan rute satu sama lain dengan nomor ASnya ditambahkan ke AS_path atribut. Rute tersebut tidak akan diinstal dalam tabel routing IP karena AS 2 dan AS 3 mempelajari rute 172.16.1.0 dari AS 1 dengan daftar AS_path yang lebih singkat.


Text Box:  Next Hop
Next hop sesuai dengan namanya, merupakan atribut yang menjelaskan ke mana selanjutnya sebuah paket data akan dilemparkan untuk menuju ke suatu lokasi. Dalam EBGP-4, yang menjadi next hop dari sebuah rute adalah alamat asal (source address) dari sebuah router yang mengirimkan prefix tersebut dari luar AS. Dalam IBGP-4, alamat yang menjadi parameter next hop adalah alamat dari router yang terakhir mengirimkan rute dari prefix tersebut. Atribut ini juga bersifat Wellknown Mandatory.
Router C mengiklankan jaringan 172.16.1.0 dengan next hop 10.1.1.1. Ketika Router A menjalar rute ini di dalam AS sendiri, informasi next-hop atribut EBGP dipelihara. Jika Router B tidak mempunyai informasi routing mengenai next-hop, rute akan dibuang. Oleh karena itu, penting untuk memiliki IGP berjalan di depan AS untuk menyebarkan informasi routing hop.
Text Box:  Multiple Exit Discriminator (MED)
Atribut ini berfungsi untuk menginformasikan router yang berada di luar AS untuk mengambil jalan tertentu untuk mencapat si pengirimnya. Atribut ini dikenal sebagai metrik eksternal dari sebuah rute (mengiklankan metrik). Meskipun dikirimkan ke AS lain, atribut ini tidak dikirimkan lagi ke AS ketiga oleh AS lain tersebut. Atribut ini bersifat Optional Non transitive.
Router C mengiklankan rute 172.16.1.0 dengan metrik 10, sementara Rute D mengiklankan 172.16.1.0 dengan metrik 5. Nilai metrik yang lebih rendah lebih disukai, sehingga AS 100 akan memilih rute ke Router D untuk jaringan 172.16.1.0 di AS 200. Meds diiklankan di seluruh lokal AS.

Text Box:  Local Preference
Atribut ini bersifat Wellknown Discretionary, di mana sering digunakan untuk memberitahukan router-router BGP lain dalam satu AS ke mana jalan keluar yang di-prefer jika ada dua atau lebih jalan keluar dalam router tersebut. Atribut ini merupakan kebalikan dari MED, di mana hanya didistribusikan antar-router-router dalam satu AS saja atau router IBGP lain.
Atribut local preference ini digunakan untuk memilih titik exit dari sistem autonom (AS) lokal. Tidak seperti weight atribut, atribut local preference disebarkan di seluruh local AS. Jika ada beberapa titik exit dari AS, atribut local preference digunakan untuk memilih titik exit rute tertentu. Dalam Gambar berikut 100 adalah menerima dua iklan untuk jaringan 172.16.1.0 dari AS 200. Ketika router A menerima iklan untuk jaringan 172.16.1.0, local preference yang sesuai diatur 50. Ketika Router B menerima iklan untuk jaringan 172.16.1.0, local preference yang sesuai diatur 100. Nilai-nilai local preference ini akan dipertukarkan antara router A dan B. Karena Router B mempunyai preferensi lokal yang lebih tinggi daripada Router A, Router B akan digunakan sebagai titik keluar dari AS 100 untuk mencapai jaringan 172.16.1.0 di AS 200.

Text Box:  Atomic Agregate
Atribut ini bertugas untuk memberitahukan bahwa sebuah rute telah diaggregate (disingkat menjadi pecahan yang lebih besar) dan ini menyebabkan sebagian informasi ada yang hilang. Atribut ini bersifat Wellknown Discretionary.
*               Text Box:  Agregator
Atribut yang satu ini berfungsi untuk memberikan informasi mengenai Router ID dan nomor Autonomous System dari sebuah router yang melakukan aggregate terhadap satu atau lebih rute. Parameter ini bersifat Optional Transitive.
Text Box:  Community
Community merupakan fasilitas yang ada dalam routing protokol BGP-4 yang memiliki kemampuan memberikan tag pada rute-rute tertentu yang memiliki satu atau lebih persamaan. Dengan diselipkannya sebuah atribut community, maka akan terbentuk sebuah persatuan rute dengan tag tertentu yang akan dikenali oleh router yang akan menerimanya nanti. Setelah router penerima membaca atribut ini, maka dengan sendirinya router tersebut mengetahui apa maksud dari tag tersebut dan melakukan proses sesuai dengan yang diperintahkan. Atribut ini bersifat Optional Transitive.
Gambar berikut mengilustrasikan community no-expor. AS 1 mengiklankan 172.16.1.0 kepada AS 2 dengan atribut komunitas no­ekspor. AS 2 akan menyebarkan rute di seluruh AS 2, namun tidak akan mengirim rute ini kepada AS 3 atau eksternal AS lainnya.

AS 1 mengiklankan 172.16.1.0 kepada AS 2 dengan atribut komunitas no-advertise. Router B di AS 2 akan tidak mengiklankan rute ini ke router lainnya.

menunjukkan community atribut Internet. Tidak ada keterbatasan ruang lingkup iklan rute dari AS 1.
Text Box:  Originator ID
Atribut ini akan banyak berguna untuk mencegah terjadinya routing loop dalam sebuah jaringan. Atribut ini membawa informasi mengenai router ID dari sebuah router yang telah melakukan pengiriman routing. Jadi dengan adanya informasi ini, routing yang telah dikirim oleh router tersebut tidak dikirim kembali ke router itu. Biasanya atribut ini digunakan dalam implementasi route reflector. Atribut ini bersifat Optional Non transitive.
Text Box:  Cluster List
Cluster list merupakan atribut yang berguna untuk mengidentifikasi router-router mana saja yang tergabung dalam proses route reflector. Cluster list akan menunjukkan path-path atau jalur mana yang telah direfleksikan, sehingga masalah routing loop dapat dicegah. Atribut ini bersifat Optional Nontransitive.
Text Box:  Weight
Atribut yang satu ini adalah merupakan atribut yang diciptakan khusus untuk penggunaan di router keluaran vendor Cisco. Atribut ini merupakan atribut dengan priority tertinggi dan sering digunakan dalam

proses path selection. Atribut ini bersifat lokal hanya untuk digunakan pada router tersebut dan tidak diteruskan ke router lain karena belum tentu router lain yang bukan bermerk Cisco dapat mengenalinya. Fungsi dari atribut ini adalah untuk memilih salah satu jalan yang diprioritaskan dalam sebuah router.
Apabila terdapat dua atau lebih jalur keluar maka dengan mengkonfigurasi atribut weight router dapat menetukan salah satu path terbaik yang diprioriataskan sebagai jalur keluar dengan menentukan priority tertinggi.
Weight adalah atribut yang didefinisikan oleh Cisco dari lokal ke router. Weight Attribute tidak ditujukan ke neighboring routers. Jika router menuju ke lebih dari satu rute ke tujuan yang sama, rute dengan berat tertinggi akan lebih disukai. Dalam Gambar di bawah ini Router A menerima advertisement untuk jaringan 172.16.1.0 dari router B dan C. Ketika router A menerima advertisement dari Router B, weight yang terkait di set menjadi 50. Ketika router A menerima iklan dari Router C, weight yang terkait di set menjadi 100. Kedua jalur untuk jaringan 172.16.1.0 akan ada di tabel routing BGP, dengan bobot masing­masing. Rute dengan weight tertinggi akan dipasang di IP tabel routing.
Text Box:  OSPF (Open Shortest Path First)
OSPF merupakan interior routing protocol yang kepanjangan dari Open Shortest Path First. OSPF didesain oleh IETF (Internet Engineering Task Force) yang pada mulanya dikembangkan dari algoritma SPF ( Shortest Path First), hampir sama dengan IGRP yaitu pada tahun 80-an. Pada awalnya RIP adalah routing protokol yang umum dipakai, namun ternyata untuk AS yang besar, RIP sudah tidak memadai lagi. OSPF diturunkan dari beberapa periset seperti Bolt, Beranek, Newmans. Protokol ini bersifat open yang berarti dapat diadopsi oleh siapa pun. OSPF dipublikasikan pada RFC nomor 1247. OSPF menggunakan protokol routing link-state, dengan karakteristik sebagai berikut:
  1. Text Box:  
 
Protokol routing link-state.
  2. Merupakan open standard protokol routing yang dijelaskan di RFC 2328. Menggunakan algoritma SPF untuk menghitung cost terendah.
  3. Update routing dilakukan secara floaded saat terjadi perubahan topologi jaringan.
  4. OSPF adalah linkstate protokol dimana dapat memelihara rute dalam dinamik network struktur dan dapat dibangun beberapa bagian dari subnetwork.
  5. OSPF lebih effisien daripada RIP.
  6. Antara RIP dan OSPF menggunakan di dalam Autonomous System (AS).
  7. Menggunakan protokol broadcast.

Kelebihan:
  1. Tidak menghasilkan routing loop.
  2. Mendukung penggunaan beberapa metrik sekaligus dapat menghasilkan banyak jalur ke sebuah tujuan.
  3. Membagi jaringan yang besar menjadi beberapa area.
  4. Waktu yang diperlukan untuk konvergen lebih cepat.

Kekurangan:
  1. Membutuhkan basis data yang besar.
  2. Lebih rumit.

Tipe – tipe router OSPF
Masing – masing tipe router OSPF ini selain menunjukkan di mana lokasi router berada, juga menunjukkan fungsi dari masing – masing tipe router itu sendiri.
  1. Internal router, Sesuai namanya, maka router internal adalah router – router yang berada dalam area yang sama. Dan router – router ini tidak memiliki koneksi ke area lain.
Fungsi Internal router antara lain:
1.       Me-maintain database topologi dan routing table yang akurat untuk setiap subnet yang ada dalam areanya.
2.       Menerima dan menyampaikakn informasi dari dan dalam areanya.
3.       Melakukan flooding LSA informasi yang dimilikinya ini hanya
kepada router lain yang dianggapnya sebagai internal routing.

Backbone router
Semua area yang ada dalam protokol OSPF harus terkoneksi dengan sebuah area yang dianggap sebagai backbone area. Backbone area ditandai dengan penomoran 0.0.0.0 atau disebut juga dengan Area 0. Router – router yang berada dalam area backbone disebut dengan backbone router. Backbone router memiliki semua informasi topologi dan routing yang ada dalan jaringan protokol OSPF.
Area Border Router (ABR)
Border ini bertindak sebagai penghubung area – area yang ada dalam protokol OSPF. Namun karena semua area yang ada dalam protokol OSPF harus terkoneksi ke backbone area, maka, ABR hanya menghubungkan antara area 0 dengan area – area lainnya. Karena itu dalam router ini terdapat dua koneksi ke arah yang berbeda yaitu ke arah area 0 dan ke arah area lain. Adapun fungsi atau tugas router ini antara lain:
1.       Menyimpan dan menjaga informasi setiap area yang terhubung dengannya.
2.    Menyebarkan informasi ke masing - masing areanya dengan menggunakan LSA khusus yang berisi summarization dari setiap segmen IP yang ada dalam jaringan tersebut. Dengan adanya summary update, ini maka pertukaran informasi routing tidak membutuhkan banyak resource processing dar router dan tidak memakan banyak bandwidth hanya untuk update.

Autonomous System Boundary Router (ASBR)
Autonomous system (AS) adalah sekelompok router yang membentuk jaringan yang masih berada dalam satu hak administrasi, satu kepemilikan, satu kepentingan, dan dikonfigurasi menggunakan policy yang sama. Router – router dalam satu AS dapat bebas berkomunikasi dan bertukar informasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

traffic